10 Mitos dan Fakta Tentang Menyusui & ASI Eksklusif

10 Mitos dan Fakta

Bagi seorang ibu baru, perjalanan menyusui sering kali jadi pengalaman yang penuh warna. Ada rasa haru, bahagia, sekaligus tantangan yang kadang membuat bingung. Memberikan ASI eksklusif bukan hanya tentang memberi makan, tapi juga tentang kedekatan, kasih sayang, dan membangun ikatan batin dengan bayi.

Namun, di balik semua itu, banyak sekali mitos yang beredar seputar menyusui. Informasi dari orang tua, tetangga, atau kerabat sering kali tidak sepenuhnya benar. Walaupun niatnya baik, beberapa nasihat bisa membuat ibu semakin khawatir. Misalnya, “kalau payudara kecil, ASI-nya pasti sedikit” atau “ibu sakit tidak boleh menyusui.” Padahal, kenyataannya tidak selalu seperti itu.

Supaya tidak bingung, yuk kita bahas 10 mitos dan fakta seputar menyusui yang wajib dipahami oleh para busui. Dengan memahami ini, ibu bisa lebih percaya diri dalam memberikan ASI eksklusif, tanpa harus terjebak dalam informasi yang keliru.

 

 

1. Mitos: Bayi yang menyusu lama tandanya ASI ibunya tidak cukup

Banyak ibu jadi khawatir kalau bayinya terlihat sering sekali menyusu, bahkan bisa berjam-jam menempel di payudara. Lalu muncul anggapan bahwa ASI ibu kurang berkualitas atau jumlahnya sedikit.

Faktanya: Justru wajar kalau bayi baru lahir sering menyusu. Hal ini karena ASI jauh lebih mudah dicerna dibandingkan susu formula. Bayi akan cepat lapar lagi setelah 2–3 jam. Jadi, jangan heran kalau bayi terlihat “rakus” dan ingin terus menempel. Itu bukan berarti ASI kurang, tapi memang siklus alami bayi.

Selain itu, setiap bayi punya pola menyusu yang berbeda. Ada yang cepat kenyang dalam 10 menit, ada juga yang butuh waktu lebih lama. Jadi, ibu tidak perlu membandingkan dengan bayi lain. Yang penting, berat badan bayi naik sesuai kurva pertumbuhan dan bayi terlihat sehat.

 

 

2. Mitos: Ibu dengan puting datar tidak bisa menyusui

Sebagian ibu mungkin minder karena bentuk putingnya tidak menonjol. Ada anggapan bahwa puting datar akan membuat bayi sulit menyusu.

Faktanya: Bayi sebenarnya tidak hanya menyedot dari puting, melainkan dari areola (bagian gelap di sekitar puting). Jadi meskipun puting datar, bayi tetap bisa mendapatkan ASI dengan baik.

Tipsnya, perhatikan posisi menyusui. Pastikan kepala bayi menempel nyaman pada payudara dan mulutnya mencakup areola, bukan hanya puting. Kalau ibu masih kesulitan, bisa konsultasi dengan konselor laktasi untuk mencoba berbagai posisi menyusui yang tepat.

 

 

3. Mitos: Kalau bayi minum ASI pakai botol, dia akan bingung puting dan menolak payudara

Ini termasuk mitos yang paling sering ditakuti ibu, terutama yang harus kembali bekerja. Banyak yang khawatir kalau mengenalkan botol terlalu cepat, bayi akan lebih memilih botol daripada payudara.

Faktanya: Bayi bisa kok belajar menyusu dengan kedua cara. Namun, memang perlu strategi agar bayi tetap nyaman dengan keduanya. Idealnya, botol diperkenalkan saat bayi sudah berusia 2–6 minggu.

Caranya, berikan ASI perah dengan botol hanya 1–2 kali sehari. Sisanya tetap menyusui langsung di payudara. Dengan begitu, bayi tetap terbiasa dengan kehangatan ibu saat menyusu langsung, tetapi juga terbiasa minum dari botol.

Jangan lupa, saat memberi ASI dengan botol, usahakan tetap melakukan kontak kulit atau memeluk bayi agar ia tetap merasa dekat dengan ibu.

 

 

4. Mitos: Payudara kecil tidak bisa menghasilkan ASI banyak

Sering kali ibu dengan ukuran payudara kecil merasa minder dan takut tidak bisa memenuhi kebutuhan ASI bayinya.

Faktanya: Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan jumlah ASI. Payudara besar atau kecil sama-sama bisa memproduksi ASI dengan baik. Yang membedakan hanyalah jumlah jaringan lemak, bukan jumlah kelenjar penghasil ASI.

Produksi ASI justru lebih dipengaruhi oleh seberapa sering payudara dikosongkan. Artinya, semakin sering bayi menyusu atau ibu memompa ASI, maka produksi ASI akan semakin lancar. Jadi, jangan khawatir soal ukuran payudara, karena bukan itu yang menentukan banyak sedikitnya ASI.

 

 

5. Mitos: Kalau ibu sedang sakit, bayi tidak boleh disusui

Ketika ibu sakit flu atau batuk, banyak yang menyarankan untuk menghentikan menyusui karena takut menulari bayi.

Faktanya: Justru menyusui saat ibu sakit bisa membantu bayi terlindungi. Melalui ASI, bayi akan mendapatkan antibodi alami dari tubuh ibu yang sedang melawan penyakit. Jadi, bayi punya benteng perlindungan yang lebih kuat.

Namun, memang perlu kehati-hatian agar bayi tidak tertular langsung. Ibu bisa menggunakan masker saat menyusui, rajin mencuci tangan, dan menghindari mencium bayi ketika sedang flu. Jika perlu minum obat, pastikan memilih obat yang aman untuk ibu menyusui dengan konsultasi ke dokter.

 

 

6. Mitos: Ibu menyusui tidak boleh makan pedas

Banyak orang percaya makanan pedas bisa membuat bayi rewel, sakit perut, atau bahkan menolak ASI.

Faktanya: Tidak ada larangan keras bagi ibu menyusui untuk makan makanan pedas atau berbumbu kuat. Rasa dari makanan memang bisa memengaruhi sedikit rasa ASI, tapi justru hal ini bagus karena bayi bisa mengenal berbagai rasa sejak dini.

Bayi yang terbiasa dengan variasi rasa dari ASI cenderung tidak menjadi picky eater (pemilih makanan) saat besar nanti. Jadi, selama ibu nyaman dan tidak mengalami gangguan pencernaan, makanan pedas boleh saja dikonsumsi.

 

 

7. Mitos: Payudara lembek artinya ASI sudah habis

Setelah menyusui beberapa bulan, banyak ibu kaget karena payudara yang awalnya terasa penuh menjadi lembek. Lalu muncul kekhawatiran kalau produksi ASI sudah menurun.

Faktanya: Payudara yang terasa lembek bukan berarti ASI berkurang. Justru itu tanda bahwa tubuh ibu sudah menyesuaikan produksi ASI dengan kebutuhan bayi. Kalau payudara terasa keras terus, justru bisa menandakan ASI tidak keluar lancar.

Selama bayi tetap sering buang air kecil, berat badan naik sesuai grafik, dan tampak aktif, berarti produksi ASI tetap mencukupi meski payudara terasa lembek.

 

 

8. Mitos: ASI harus dibuang kalau ibu baru pulang dari luar rumah agar bayi tidak masuk angin

Beberapa orang percaya bahwa setelah keluar rumah, ASI menjadi “kotor” atau bisa membuat bayi masuk angin, sehingga harus diperah dan dibuang sebelum menyusui lagi.

Faktanya: Tidak ada dasar medis untuk anggapan ini. ASI tetap aman dan sehat kapan pun diberikan. Tubuh ibu memproduksi ASI sesuai kebutuhan bayi, dan tidak ada istilah ASI yang “masuk angin.”

 

 

9. Mitos: Kalau ASI encer, berarti tidak bergizi

Ada kalanya ASI terlihat lebih cair, sehingga ibu takut bayinya tidak kenyang atau nutrisinya kurang.

Faktanya: ASI memang punya dua jenis kandungan: foremilk dan hindmilk. Foremilk adalah ASI awal yang keluar pertama kali, lebih encer tapi kaya laktosa dan protein. Hindmilk adalah ASI akhir, lebih kental dan tinggi lemak.

Keduanya sama-sama penting untuk bayi. Jadi, walaupun terlihat encer, bukan berarti tidak bergizi. Yang penting, biarkan bayi menyusu sampai ia melepaskan sendiri payudara, agar ia mendapat foremilk sekaligus hindmilk.

 

 

10. Mitos: Menyusui bikin payudara kendur

Banyak wanita takut menyusui karena percaya payudara akan kendur setelahnya.

Faktanya: Payudara kendur lebih dipengaruhi oleh faktor hormon, genetik, serta perubahan berat badan selama kehamilan. Saat hamil, payudara membesar karena meningkatnya aliran darah dan produksi hormon. Setelah melahirkan, ukurannya kembali normal, sehingga terlihat lebih kendur.

Jadi, bukan menyusui yang membuat payudara kendur, melainkan perubahan alami tubuh wanita setelah hamil dan melahirkan.

 

 

Penutup

Menyusui memang penuh cerita, dan setiap ibu punya pengalaman unik masing-masing. Tantangan, rasa khawatir, hingga mitos-mitos seputar ASI kadang bisa membuat ibu ragu.

Namun, setelah mengetahui fakta medis yang benar, ibu bisa lebih tenang dan percaya diri. Ingat, menyusui bukan hanya soal memberi nutrisi terbaik, tapi juga tentang membangun kedekatan emosional dengan bayi.

Jangan ragu untuk mencari informasi dari sumber terpercaya atau berkonsultasi dengan tenaga kesehatan jika masih ada yang membingungkan.


📌 Poin penting yang harus diingat ibu menyusui:

  • Ukuran payudara tidak menentukan banyak sedikitnya ASI.
  • Bayi yang sering menyusu adalah hal wajar.
  • ASI encer tetap bernutrisi.
  • Ibu sakit tetap boleh menyusui dengan langkah pencegahan.
  • Menyusui tidak bikin payudara kendur.

Jadi, para busui tidak perlu khawatir dengan mitos yang beredar. Percayalah bahwa tubuh ibu sudah dirancang sempurna untuk memberikan yang terbaik bagi si kecil. ❤️

Baca Juga : 10 Kesalahan Umum Ibu Baru Saat Merawat Bayi

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top